Back to the Joseon Dynasty

11

Rasanya ga lengkap kalau jalan-jalan ke suatu negara tapi ga mampir ke historical places. Saat saya ke Korea Selatan Februari kemarin, saya juga menyempatkan diri untuk mampir ke beberapa historical places di Seoul. Korea Selatan memang terkenal dengan sejarah kerajaannya dulu. Apalagi ditambah K-Drama yang banyak menceritakan sejarah Korea, saya jadi makin penasaran deh untuk wisata sejarah di Seoul.

Wisata sejarah saya di Seoul di mulai dari Gyeongbokgung Palace. Untuk mencapai Gyeongbokgung Palace, fellow traveler harus menaiki subway ke Gyeongbokgung Palace Station. Suasana stasiunnya sendiri sudah kental dengan nuansa dinasti Korea jaman dahulu. Ada banyak artefak, mural, dan installation art di dalam stasiun ini. Sambil menghangatkan tubuh, saya memutuskan untuk foto-foto dulu.

5

Gyeongbokgung Palace

Saat keluar exit 5, kawasan Gyeongbokgung Palace sudah terpampang di depan. Di sebelah kiri, ada National Palace Museum of Korea. Saya hanya sempat foto di museumnya saja, karena saat saya tiba ada changing guard ceremonies, jadi saya buru-buru lari ke dalam lapangan Gyeongbokgung Palace. Saat saya masuk, upacara pergantian pengawalnya udah mau selesai, tapi lumayan lah bisa ngeliat sebentar.

6

Sementara saya masih sibuk foto-foto di depan gerbang Gyeongbokgung, Ayah membeli tiket di ticket box. Harganya kalau ga salah sekitar 3000 won. Tapi fellow traveler juga bisa berhemat dan membeli combination ticket for palaces. Dengan harga 10.000 won, fellow traveler bisa masuk ke 4 palaces sekaligus, yaitu Changdeokgung Palace, Changgyeonggung Palace, Deoksugung Palace, dan Gyeongbokgung Palace. Tapi karena saya cuma mau ke Gyeongbokgung aja, jadi beli tiket satuan aja deh.

Nah menurut brosur dan artikel di internet yang saya baca, Gyeongbokgung Palace ini termasuk 5 istana besar dan termasuk yang paling besar yang dibangun oleh Dinasti Joseon. Ngomong-ngomong tentang Dinasti Joseon, saya jadi inget sama cerita You Who Came from the Stars, dimana Do Min Joon sebel banget sama era Joseon hahaha. Luas istana Gyeokbokgung ini sekitar 410.000 meter persegi dan merupakan simbol keagungan dinasti dan rakyat Korea Selatan.

7

Saya sendiri ga terlalu lama mengelilingi Gyeongbokgung Palace karena keterbatasan waktu dan kedinginan. Cuma foto-foto secukupnya aja dan langsung keluar. Asli loh, suhunya saat itu kira-kira -13โฐ celcius. Saking dinginnya, saya lama banget menghangatkan diri di information room.

8

Setelah keluar dan foto-foto sama guard di Gyeongbokgung Palace, saya langsung nyebrang ke area Gwanghamun Square. Meski matahari terik, tapi suhu udara dingin banget. Saya sempet mau nangis gara-gara kedinginan dan kelamaan di luar ruangan. Saking ga kuat dingin, pas ada ruangan di tengah-tengah Gwanghamun Square, saya langsung masuk aja buat menghangatkan diri. Eh ternyata ruangan itu adalah akses untuk ke musem bawah tanah King Sejong Story. Aksesnya sendiri tepat berada di bawah patung King Sejong

11

King Sejong Story Museum

Di dalam King Sejong Story Museum, fellow traveler bisa melihat-lihat exhibition mengenai King Sejong, raja generasi ke 4 Dinasti Joseon. King Sejong merupakan raja yang sangat dihormati karena pemikiran-pemikirannya membawa kemajuan pada Korea Selatan. Salah satuya adalah Hangeul, alias huruf Korea itu ditemukan oleh King Sejong.

10

Ada 9 area exhibition mengenai King Sejong, mulai dari kehidupan pribadinya, cerita tentang penemuan Hangeul, science & art, hingga kisah militer dan politik saat masa kekuasaan King Sejong. Saya suka banget di dalam museum ini, karena pamerannya sangat interaktif. Saya bahkan sempet main permainan interaktif di touch screen monitor. Mainannya banyak, mulai dari ngedit muka pake baju tradisional Korea, mendayung kapal khas Korea jaman dulu, sampai trivia tentang kebudayaan Korea. Asiknya, museum ini sama sekali ga bayar!

2

Setelah cukup lama menghangatkan diri dan menambah pengetahuan di King Sejong Story Museum, saya akhirnya memutuskan keluar. Akses keluarnya berbeda dari pintu masuk, kali ini saya keluar di seberang King Sejong Statue. Karena kedinginan, saya udah ga sanggup lagi untuk berjalan dan foto-foto di depan Admiral Yi Sun-sin Statue.

Bukchon Hanok Village

Berikutnya, kami memutuskan untuk ke Bukchon Hanok Village. Untuk mencapai Bukchon Hanok Village, fellow traveler bisa turun di Anguk Station Exit 2. Setelah keluar dari stasiun, kalian hanya perlu berjalan lurus dan mengikuti jalan. Tenang aja, ada banyak direction sign kok. Jalan menuju ke Bukchon Hanok Village juga asri banget dan banyak toko-toko kecil yang jual pernak-pernik lucu. Tiba di perempatan Bukchon-ro, saya bingung harus jalan kemana, karena ga ada tanda-tanda rumah tradisional. Untungnya ada tourist information center dan kami diarahkan menuju Bukchon Hanok Village.

Di sebelah kiri jalan, saya melihat keramaian dan saya jadi yakin kalau area itu adalah Bukchon Hanok Village. Tapi ternyata, dari situ kita harus jalan lagi sedikit menanjak untuk mencapai Bukchon Hanok Village. Akhirnya, saya tiba juga di Bukchon Hanok Village.

Jadi, Bukchon Hanok Village ini adalah kampung perumahan tradisional Korea. Konon katanya, Bukchon Hanok Village ini adalah rumah para pejabat-pejabat dan anggota keluarga Dinasti Joseon. Sebenarnya, Bukchon Hanok Village tidak ditujukan untuk tempat wisata, tapi karena ramai jadi tempat wisata juga akhirnya. Tapi tetep, ga boleh berisik di area ini karena bisa menganggu ketenangan penduduk.

1

Saya sendiri suka banget suasana di Bukchon Hanok Village ini. Tenang dan rumahnya asri-asri banget. Kalau pengen ngerasain kehidupan khas Korea, ada beberapa rumah penduduk yang dijadikan guest house. Ada juga rumah-rumah yang menyewakan hanbok atau menulis hangeul. Saya sendiri sempat memasuki salah satu rumah yang memang dibuka untuk umum. Asri banget emang, terus interiornya semua dari kayu. Bahkan kalau mau masuk, pengunjung harus buka sepatu dulu.

4

3

Bagi saya, Korea Selatan yang dikenal sebagai kota metropolis masih bisa mempertahankan kebudayaan dan tradisionalisme mereka. Saya sendiri kagum banget karena peninggalan sejarahnya masih dijaga dengan baik dan diteruskan ke generasi berikutnya. Apalagi sejarahnya diperkenalkan dengan cara interaktif dan melalui teknologi. Keren deh!

Signature

6 thoughts on “Back to the Joseon Dynasty

  1. Pingback: Back To The Joseon Dynasty

  2. Pingback: Here are the Places You Should Visit in Baku | Travel and Word

Leave a comment